Tuesday, August 6, 2013

Tahu Aci, Tahu Khas Tegal

 


Berkunjung ke kota Tegal rasanya belum lengkap kalau belum makan Tahu Aci khas kota ini. Salah satu penjual Tahu Aci yang sangat terkenal di kota Tegal adalah “Tahu Murni Putra”. Kebetulan nenek saya tinggal di Tegal, jadi setiap kali saya berkunjung ke rumahnya, kami pasti selalu beli Tahu Aci. O iya Tahu Murni Putra ini pernah meraih penghargaan Upakarti tahun 1995 untuk usaha Pengembangan Tahu, dan penghargaan ini diberikan oleh Presiden RI kala itu.
Waktu pulang kampung kemarin, sudah pasti saya berkunjung ke rumah nenek. Dan tentu saja Tahu Aci kesukaan saya tidak boleh ketinggalan, saya mampir dulu ke Tahu Murni Putra di Jalan Pangeran Diponegoro. Untungnya pada saat saya datang tempat ini sedang sepi. Kalau tidak, wahhh bisa lumayan lama mengantre. Saya beli yang mentahnya untuk saya bawa ke Jakarta, ini bisa bertahan sekitar satu minggu jika disimpan dalam lemari es. Sembari menunggu mereka membungkus yang mentah, saya dan ibu saya makan tahu pletok dan tahu aci yang baru saja selesai digoreng. Nyam-nyam... enak banget, makan dengan cabe rawit membuat tambah enak.
Sedari saya kecil sampai sekarang, saya tidak pernah bosan untuk makan tahu ini. Sebenarnya sih ini gorengan tahu biasa, tapi yang menjadikan ini luar biasa enaknya adalah adonan Aci yang ditempel di tahu tersebut ... jadilah Tahu Aci. Campuran aci (tepung tapioka), tahu, kucai, dan bawang putihnya membuat rasa adonan aci ini menjadi sangat enak. Enaknya dimakan panas-panas, dijadikan cemilan ataupun dijadikan sebagai lauk juga bisa. Selain acinya yang enak, tahu kuning yang digunakan juga sangat khas, berbeda dengan tahu kuning dari kota lain.
Nah ada lagi macam yang lain, yaitu Tahu Pletok. Sebenarnya sih mirip dengan tahu aci, hanya saja Tahu Pletok ukurannya lebih besar dan proses pembuatannya agak sedikit berbeda. Kalau Tahu Pletok, tahunya digoreng terlebih dahulu baru kemudian ditempel acinya, kemudian digoreng lagi. Jadi rasanya lebih kering dan sedikit lebih keras.

Soto Kadipiro, Legenda Soto Yogya




Coba Anda bayangkan, dari tahun 1921 soto yang satu ini sudah ada. Namanya Soto Kadipiro, lokasinya berada di Jalan Wates, kurang lebih 1 km sebelah barat perempatan Wirobrajan Yogyakarta. Di kanan-kiri jalan ini terdapat banyak penjual soto, tapi asal muasalnya dari warung di sebelah utara jalan ini.
Pendiri soto ini adalah bapak Karto Wijoyo pada tahun 1921, dan beliau meninggal pada tahun 1972, saat ini Soto Kadipiro dikelola oleh generasi kedua, yaitu bapak Widadi Dirjo Utomo.
Soto Kadipiro buka jam 08.00 sampai habis, dan biasa cepat sekali habisnya. Jadi sebaiknya datang waktu masih pagi, rasa sotonya sebenarnya ringan, tapi rasa kuahnya gurih karena berasal dari kaldu ayam kampung, isi sotonya adalah suwiran ayam kampung, tauge dan kol, ditaburi daun bawang dan goreng.
Disediakan juga sebagai teman makan soto ini adalah ati ampela, tahu, tempe dan perkedel. Soto ini campur juga dengan nasi, jadi kalau anda takut kenyang, anda bisa pesan tanpa nasi.
Interior soto kadipiro juga layaknya rumah jawa zaman dulu, dengan dominasi cat berwarna hijau, ornamen-ornamen khas jawa, juga dipasang juga sangkar burung perkutut sebagai hiasannya. Oh iya Soto Kadipiro di seberangnya juga ada beberapa, sebut saja Soto Kadipiro II, Kadipiro Baru dan Kadipiro Plus, sebenarnya rasanya sama, karena ternyata mereka semua pewaris resep dari bapak Karto Wijoyo, juga yang tersebar di daerah Kalasan, Sleman, Kulon Progo dan Sentolo.

Berburu Sate Sapi di Salatiga




Waktu saya kecil, saya pernah beberapa kali pergi ke kota Salatiga, dan setelah bertahun-tahun akhirnya saya kembali mampir ke Salatiga. Tapi kali ini saya datang dengan dengan tujuan berburu makanan, he-he... Kota Salatiga terletak di sebelah selatan, sekitar 90 km dari Kota Yogyakarta. Saat saya dan teman-teman baru datang di Salatiga, cuaca sedang hujan. Tapi hujan tidak menghalangi niat kami untuk berburu makanan enak. Salah satu tempat tujuan kami kali ini adalah Sate Sapi Suruh.
Sate Sapi Suruh terletak di Jalan Jenderal Sudirman, tempatnya juga mudah dicari karena terletak di jalan besarnya, tepatnya di ruko Mimusa no F1-F3.  Rumah makannya sederhana dan bakaran satenya terletak di halaman depan. Sewaktu kami datang, si abangnya sedang membakar sate-sate yang terjajar rapi.... hmmm wangi sekali. Dan langsung saja kami pesan Sate Sapi 10 tusuk dan Mie Ayam Bakso.
Ibu Ngatmiyati, pemilik Sate Sapi Suruh ini sudah berjualan sejak tahun 1987, dan sudah buka mulai jam 09.30. Dalam sehari bisa menjual sekitar 1.000 tusuk sate sapi.
Perut sudah semakin keroncongan, belum makan siang... hujan pula, duh saya jadi semakin lapar. Untung saja mereka menyajikannya dengan cepat. Di depan saya sekarang sudah ada 10 tusuk sate sapi yang disajikan dengan lontong dan diletakkan diatas sebuah piring yang dialasi dengan daun pisang. Wuihh, asyik bener .... bagaimana dengan rasanya? Yuk kita cobain.
Nyam nyam ...gigitan pertama terasa enak, dagingnya empuk dan tidak keras. Tapi menurut saya bumbu kacangnya agak manis. Makanya saya beri sedikit sambal supaya rasanya lebih mantap. Sebenarnya sesuai selera sih ya, buktinya teman saya justru suka dengan rasa manis bumbu kacangnya itu. Yang jelas sate sapi disini enak. Sekarang saya coba mi ayamnya ya. Hmmm... rasanya biasa saja. Tapi boleh lah dicoba sebagai alternatif lain.
Harganya juga relatif murah kok, hanya sekitar Rp 15.000 sampai dengan Rp 18.000 saja. 

Sup Jagung Kepiting Khas Belitung




Masih dalam tur kami di Pulau Belitung, setelah capek main seharian di pantainya yang eksotis itu, kini tiba saatnya untuk makan malam. Perut sudah keroncongan, sudah waktunya cari makan-makanan enak, hmm.... Makan seafood enak kali ya.

Mas Dendy, tour guide kami, menyarankan untuk makan di Bukit Berahu. Langsung deh kita meluncur ke Bukit Berahu meskipun tempatnya agak terpencil, tetapi pasti tidak sulit untuk dicari. Sebab, restoran ini terletak di atas Hotel Bukit Berahu. Anda tinggal tanya penduduk, mereka pasti tahu.
Restorannya cukup nyaman dan lumayan besar, menu-menu yang disajikan juga cukup beragam. Kami pesan Sup Jagung Kepiting, Ikan Kakap Asam Manis, Udang Goreng Tepung, dan Kangkung Terasi. Menu yang kami pesan pun sesuai dengan rekomendasi Mas Dendy, kami percaya saja deh sama tour guide-nya karena yang direkomendasikan pasti enak-enak.
Sup Jagung Kepiting-nya datang terlebih dahulu sebagai menu pembuka. Wah, porsinya banyak sekali, bisa untuk lima orang saya rasa. Aroma Sup Jagung Kepiting-nya membuat saya tidak sabar untuk cepat-cepat menyantapnya. Slurrpp.... uenak tenan. Daging kepiting banyak, jagungnya juga manis ... lezat banget. Belum lagi ditambah taburan bawang goreng yang membuat aroma sop ini jadi makin harum.
Berikutnya datang si Ikan Kakap Asam Manis, penyajiannya sangat menggoda. Pertama saya cicipi dulu kuah asam manisnya, perpaduan rasa asam dan manisnya pas banget, lezat. Daging ikan kakapnya juga enak, dibuat fillet yang digoreng tepung, kemudian disiram kuah asam manis.... Mantap.
Udang Goreng Tepung-nya juga enak, udangnya segar dan enak banget dimakan dengan sambalnya. Kemudian, jangan lupa sayurnya Kangkung Terasi. Pastinya memakai terasi khas Belitung, ini juga enak dan rasanya agak pedas. Top deh Bukit Berahu.

Kepiting Saos Padang Pak Moel, Mantap!




Datang ke Kota Udang belum komplit rasanya kalau belum makan seafood. Cirebon, kota yang terletak di pinggir laut ini memang memiliki banyak makanan laut segar yang disuplai dari daerah pesisir sekitar Cirebon, seperti Gebang dan Losari. Kali ini tim Doyan Makan ingin menceritakan soal rumah makan seafood yang sangat terkenal di Cirebon yaitu Seafood H Moel yang ada di Jalan Kalibaru Selatan. Seafood H Moel ini sudah lama sekali ada di Cirebon, bahkan sekarang sudah ada 3 tempat. Dua diantaranya terletak di Jalan Kalibaru Selatan dan cabang yang terbaru adalah di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo.
Biasanya tempat ini akan ramai sekali saat jam makan malam tiba, makanya saya dan keluarga datang lebih awal sekitar jam 18.30 supaya kebagian tempat duduk dan tidak menunggu lama he-he... Sewaktu kami datang saja sudah ada sekitar 5 meja yang terisi, kebanyakan yang datang kesini adalah keluarga. Yup, seafood memang makanan yang lezat untuk di santap buat segala usia.
Malam itu pelayannya dengan ramah menawarkan menu-menu spesial mereka, dan akhirnya  kami memutuskan untuk memesan  Brokoli Ca Polos, Udang Bakar, Kepiting Telor Saos Padang, Ikan Bawal Bakar, Juice Sirsak, dan Jeruk Nipis Hangat. Saya pun sempat melihat-lihat ke dapurnya untuk melihat proses memasaknya, dapurnya memang sengaja diletakkan di depan dan berdinding kaca, jadi kita bisa sambil menyaksikan para juru masaknya mengolah kepiting dan teman-temannya itu.
Menu yang pertama dihantarkan adalah Udang Bakar, Brokoli, dan Ikan Bawalnya. Wah wah.... mantap sekali. Saya segera mengambil nasi dari bakul kecil dan sepotong udang bakar yang segar itu. Tentu saja tidak lupa sambal terasinya. Yummy sekali udangnya, manis dan segar. Seporsinya berisi sekitar 8-10 potong udang berukuran sedang. Mantap euuy porsinya, dan seporsi udang bakar yang sebanyak itu dibandrol sekitar Rp 65.000. Brokoli Polosnya juga enak, yang jelas sangat menyehatkan untuk menyantap sayur brokoli.
Berikutnya yang saya cicipi adalah Ikan Bawal yang dibakar, dagingnya tebal dan empuk.  Dan sangat enak sekali ketika saya campurkan sambal kecap ke atas daging ikannya. Lezat euy ikan bawal bakarnya.
Yang saya tunggu-tunggu pun datang, favorit saya yaitu Kepiting Telur Saos Padang. Seporsi berisi dua ekor kepiting berukuran sedang, Nyam nyam... Saos Padangnya mantap sekali pedasnya, merasuk ke daging kepitingnya yang sudah digoreng terlebih dahulu. Nendang abis rasanya.
Anda harus mencoba kepiting saos padang ala Seafood Moel, beda dari yang lain rasanya. Dan tidak terasa dua ekor kepiting ini sudah habis di santap oleh kami sekeluarga, meskipun sedikit kepedasan tapi kami puas sekali. Untuk seporsi kepiting saos padang yang berisi dua ekor ini juga tidak terlalu mahal, hanya sekitar Rp 90.000 saja, apalagi untuk rasa yang senendang itu.
Jadi  kalau datang ke Cirebon, tidak perlu bingung lagi untuk mencari rumah makan seafood yang enak, mampir saja ke H Moel Seafood. Dan jangan lupa cobain Kepiting Saos Padangnya.

Yuk Cobain Bebek Goreng Pondok Suryo...

 


Rasanya plong sekali pulang kantor kali ini. Pikiran plong, perut juga plong alias lapar he-he... Berasa banget lapernya, hmmm sembari menunggu 3 in 1 selesai, akhirnya kami memutuskan untuk makan si bebek goreng lezat di begor alias bebek goreng Suryo di Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Sore itu jam masih menunjukkan pukul 17.30, masih belum jam makan sih, tapi tak apa lah daripada saya kehabisan begornya. Tiba di Begor Suryo masih sepi, maklum belum jam makan malam juga. Tapi saran saya lebih baik datang lebih awal, soalnya pengalaman dulu pernah datang pukul 19.00, ramainya bukan main, dan bebeknya sudah habis. Jadi, sekarang kita curi start demi sepotong begor.
Saya tahu mengenai begor Suryo ini dari Ray dan Ica, saudara sepupu saya. Mereka penggemar setia bebek ini. Pertama kali mencobanya pun bersama mereka. Rumah makannya cukup besar dan terasa adem. Pelanggannya memang tidak terlalu besar, jadi hati-hati jangan sampai kelewatan. Dari toko kue Harvest Senopati, terus saja... tidak jauh dari situ.
Kami pesan paket begor komplet yang berisi nasi cobek, bebek goreng (paha/dada bisa dipilih), tahu, tempe, teri goreng, sayur asam. O iya... nasi cobek maksudnya adalah nasi yang diletakkan di sebuah cobek yang sudah diberi sambal terlebih dahulu. Jadi nasinya diatas sambalnya, terdengar mantap kan? He-he...
Saat cobek sudah ada di hadapan saya, aroma sambal cabe segar berpadu dengan bawang putih, duh menggoda selera makan saya. Perut semakin keroncongan. Langsung saja saya cuil bebek gorengnya. Rasanya masih sama seperti pertama kali saya mencobanya, gurih, cruncy di luarnya tapi terasa lembut di dalamnya, yup dagingnya terasa lembut dan bumbunya meresap sampai ke dalamnya. Mantap banget rasanya, apalagi setelah kita santap dengan nasi dan sambalnya tadi.
Nasinya tersedia dua macam, nasi putih cobek atau nasi uduk cobek. Bergantung pada selera, dua-duanya enak kok. Minumnya ada aneka juice, es calamansi dan masih banyak lagi. It’s very delicious ...slurrrpppp.

Berburu Bebek Goreng Cak Koting

 

Orang Yogya mana yang tidak kenal dengan penjual bebek goreng Cak Koting? Bebek goreng yang satu ini sudah sangat terkenal, bahkan sampai ke luar kota. Kali ini kami sedang berada di kota Yogyakarta, dan memang sengaja mau berburu bebek goreng yang sudah sangat terkenal dengan kelezatannya itu, yaitu Cak Koting bu Meti.
Warung makan Cak Koting berlokasi di Jl. Dr. Sutomo atau depan bioskop Mataram. Tempatnya cukup luas kira-kira bisa menampung 100 orang lebih, ada yang menggunakan meja dan sebagian menggunakan lesehan khas yogya. Kalau pas jam makan, sebaiknya datang lebih awal karena biasanya disini akan penuh sekali. Jadi daripada tidak dapat tempat duduk, malam ini kami sengaja datang lebih awal he-he...
Dan benar saja, saat kami datang sudah hampir penuh tempatnya padahal kami datang sekitar jam 6 sore. Tempat yang tersisa hanya yang lesehan, oke lah... tidak apa-apa, yang penting saya bisa menikmati bebek gorengnya.
Cak Koting tidak hanya menjual bebek goreng, masih banyak menu enak lain nya, seperti empal goreng, soto ayam, babat, iso, tahu penyet dan lain-lain, dan semuanya enak lho. Bebeknya gurih, kering dan bumbunya meresap... pokok-nya Jos Gandos! Apalagi di tambah sambel yang memang pedas.... wah mantap deh, nggak bakalan nyesel makan disini.
Teman saya juga ada yang pesan soto ayamnya, jadi sotonya khas daerah Jawa Timuran. Sotonya berisi bihun, suwiran ayam dan kuahnya berwarna kuning, kemudian di taburi daun bawang dan daun bawang goreng, o iya ada telurnya juga. Saya sempat cicipi sedikit, dan rasanya juga sedap. Wah, semuanya kok ya enak-enak.