Tuesday, August 6, 2013

Serabi Terasa Nikmat Pakai Wajan Tanah

 

Serabi, penganan tradisional dari tepung beras itu, kini tak hanya dijual di pasar kumuh atau pinggir jalan. Di Bandung, Jawa Barat, serabi bahkan sudah dijual di kafe atau rumah makan, tentu dengan aspek higienitas yang amat diperhatikan.
Namun, perhatikan saja, serabi ternyata masih dimasak dengan peralatan tradisional. Penjual serabi di rumah makan dengan manajemen rapi serta interior trendi pun masih memasak makanan ringan itu dengan wajan tanah liat dan arang.
Pengelola Surabi Imut, Siti Maryam, misalnya, sudah berjualan sejak tahun 1998, di gang kecil depan rumahnya, hingga saat ini di Jalan Setiabudi. "Dari tempat kecil sampai berkembang menjadi Surabi Imut yang menyerupai kafe masih pakai arang dan wajan tanah liat," ujarnya.
Alasan Siti tak menggunakan elpiji dan wajan besi adalah aroma serabi yang berbeda. Tak ada aroma asap dari arang jika memasak memakai gas. "Padahal, aroma itu yang disukai pembeli. Serabi menjadi lebih nikmat. Saya pernah menggunakan wajan besi untuk memasak serabi," tuturnya.
Namun, serabi malah bantat sehingga Siti kembali memasak dengan wajan tanah liat. Di Jalan Setiabudi setidaknya terlihat dua tempat selain Surabi Imut yang menjajakan serabi sebagai hidangan utama, yakni Serabi La Vina dan Waroeng Setia Budhi. Di sana pun serabi masih dimasak dengan wajan tanah liat dan arang.

No comments:

Post a Comment